Kamis, 5 September 2013, Perpustakaan Umum Pamekasan, melakukan fasilitasi pertemuan antara Tim Rose Brand dan para Pengrajin dan pengusaha batik Pamekasan di pasar 17 Agustus.
Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari hasil kegiatan Seminar
Digital Marketing di Pamekasan yang diadakan 15 Juni 2013. Seminar yang
diadakan untuk 200 pengrajin & pengusaha batik Madura ini didukung
oleh beberapa sponsor, salah satunya PT. SUNGAI BUDI yang memproduksi
produk tepung merk ROSE BRAND.
Dari seminar tersebut didapatkan informasi adanya kebutuhan 30 ton
tepung kanji per bulan untuk proses pembuatan batik yang tersebar di
beberapa sentra batik utama seluruh Kabupaten Pamekasan. Maka itu,
Perpustakaan umum Pamekasan berinisiatif untuk mempertemukan para
pemangku kepentingan. Para pengrajin dan pengusaha batik Pamekasan
diwakili oleh H. Ilzamuddin selaku Ketua Asosiasi Pengusaha Batik &
Bordir (APBB), dan produsen tepung kanji merk Rose Brand diwakili Abdul
selaku manager sales Area Madura dan Dedi selaku Tim Promo.
Sebagai Fasilitator dari pertemuan tersebut, Perpustakaan Umum Pamekasan
menurunkan tim khusus yaitu Tono, Husnan dan Kusairi. Tiga orang yang
kerap dijuluki 3 serangkai ini dibantu konsultan tim Rose Brand, Ida
Rizal, melakukan verifikasi data kebutuhan tepung kanji dalam proses
pembuatan batik. Kegiatan diawali dengar pendapat dan arahan dari Bapak
Zaini selaku Kepala Perpus Umum Pamekasan dan Ibu Sri Astutik Selaku Kasubag TU Perpustakaan lalu berlanjut pada kunjungan
ke pasar 17 Agustus Pamekasan sebagai pasar Batik sekaligus pusat
perdagangan Batik di Pamekasan.
Tim rose Brand dan Tim Perpustakaan melakukan survey dan wawancara
singkat dengan salah satu kios batik, sedangkan Ida Rizal melakukan
wawancara dan mengumpulkan data dari 10 pengrajin.
Dari hasil wawancara tersebut, ditemukan banyak informasi menarik.
Misalnya saja ketika para pengrajin menjelaskan bahwa memang benar
tepung kanji dipakai sebagai bahan dasar dalam proses pembuatan batik,
namun mereka tidak terlalu peduli dengan merek apa yang mereka pakai.
“Semua tepung kanji sama saja, kualitasnya juga tidak masalah, karena
pada proses pembuatan batik kualitas rendah atau tinggi, merek tepung
tidak jadi patokan. Yang penting adalah ketersediaannya dan harga yang
terjangkau,”ungkap H. Halili, pemilik kios batik Anugerah.
Menurut mereka, umumnya para pengrajin sudah sangat piawai meramu
adonan kanji untuk masing-masing proses pembatikan. Dan sudah menjadi
rahasia umum jika 1 kg kanji digunakan untuk memproses terlalu banyak
batik, maka kualitas batik yang dihasilkan pun akan menurun.
Pernyataan senada diungkapkan oleh Abdus Salam, Hasanah, Sifa, Haniah
dan Abdul Bayan yang juga penjual di pasar batik 17 Agustus.
“Selama ini, terkadang sulit membeli tepung kanji di toko-toko atau
pasar karena bersaing dengan pengusaha restoran atau pedagang kue. Pada
hari besar keagamaan dan momen khusus biasanya mereka akan memborong
dalam jumlah besar,” ungkap Hasanah.
Dari temuan ini, maka tepung Rose Brand perlu mengadakan sampling
kepada beberapa pengrajin, agar mereka bisa mengujicoba kualitas tepung
Rose Brand pada proses pembuatan batik. Rencana berikutnya, perpustakaan
umum akan memfasilitasi demo tepung Rose Brand untuk para pengrajin
batik di Pamekasan.
Kebutuhan masing-masing pengrajin dan pengusaha batik terhadap tepung
kanji bervariasi karena sangat tergantung dengan volume batik yang akan
diproduksi.
Dalam sepekan, produksi batik dilakukan minimal 2 kali untuk dijual
pada hari pasaran batik yaitu kamis dan minggu. Tiap pengrajin memiliki
volume produksi yang berbeda, tergantung kebutuhan pasar. Menurut H.
Muchsin dan Fahmi yang merupakan pengusaha dan pengrajin batik, 1 kg
tepung kanji dapat digunakan untuk pembuatan 50 potong batik dengan
kualitas rendah.
Tapi untuk kualitas yang bagus, 1 Kg tepung kanji hanya cukup untuk
25-30 helai batik. Sehingga pengrajin skala kecil, yang memproduksi 500
lembar batik per minggu, membutuhkan sekitar 10 – 20 kg tepung kanji.
Dengan demikian, seorang pengrajin batik skala kecil membutuhkan 40 –
80 kg tepung kanji per bulan. Namun untuk pengusaha besar sekelas H.
Ilzamuddin, dibutuhkan sekitar 1 ton tepung kanji per bulan. Maka tidak
heran jika pada pertemuan tersebut, ia langsung memesan tepung kanji
Rose Brand sebanyak 1 ton jika diberikan harga istimewa 4000 rupiah per
kg, di bawah harga normal yang ada di kisaran 5.500 rupiah hingga 6.000
rupiah.
Dari hasil temuan data dan hasil wawancara pada hari ini, tim
Perpustakaan umum akan mencari data yang akurat tentang jumlah tepung
yang dibutuhkan dan kisaran harga yang terjangkau oleh para pengrajin.
Untuk itu, tim perpustakaan akan mendata ulang dengan melakukan
pencacahan lanjutan ke pasar batik 17 Agustus pada hari kamis. Pada hari
pasaran batik ini 200 lebih pengrajin dan pengusaha melakukan transaksi
penjualan batik.
Data real ini nantinya akan diolah dan diberikan kepada tim rose
brand untuk ditindaklanjuti sebagai peluang kerjasama di masa depan.
Perpustakaan Umum Pamekasan bisa ditunjuk sebagai fasilitator untuk
mendistribusikan tepung kanji Rose Brand kepada para pengrajin dan
pengusaha batik di seluruh Kabupaten Pamekasan.
Dari hasil pertemuan tim Rose Brand dan Tim Perpustakaan Umum
dihasilkan rencana program lanjutan yaitu Pelatihan dan Demo masak
jajanan dan kue tradisional bagi 100 ibu-ibu atau remaja putri pada
bulan Oktober 2013.
No comments:
Post a Comment